Membikin Sampah Cantik
Jumat, 07 Maret 2008
0
komentar
Sampah dibuang sayang. Sampah bisa dijadikan buah tangan menarik. Ayo hemat sampah.
Kamu tahu nggak kalau sampah tidak harus dibuang, apalagi dibakar? Beneran, lho, soalnya sampah seperti kaleng susu bekas, kardus mainan, ataupun plastik es krim, bisa kita jadikan mainan. Nggak percaya?
Teman-teman dari Lazuardi Global Islamic School (GIS) di Limo, Depok, sudah membuktikannya. Sabtu lalu (2/2) sekolah ini menggelar Science Fair 2008 yang bertemakan 'Lazuardi Zero Waste'. Nah, puluhan siswa -- mulai dari pra-Taman Kanak-kanak (TK) hingga kelas 8 (atau kelas II SMP) -- masing-masing memboyong sesuatu yang menarik di tangannya. Apaan tuh? Hmmm...karya-karya cantik dari sampah!
Iqbal, kelas 3 SD, misalnya, bersama teman-teman kelasnya membuat kompor minyak tanah yang terbuat dari kaleng bekas. Di situ tampak pula celengan, souvenir-souvenir cantik, dan rak compact disc (CD) -- semuanya terbuat dari sampah.
Di stand lainnya, tampak Dede, Faras dan Kamila yang sedang berjaga. Nggak mau kalah, mereka membikin tempat tisu dan pigura dari kertas daur ulang (recycle paper). Kenapa harus pakai kertas daur ulang? ''Ini untuk mengurangi pohon-pohon yang ditebang. Juga hmm..global, hmm.. warming,'' kata Faras terbata-bata. Lucu deh.
Yang menarik, ada teman-teman Lazuardi yang membuat arena bowling memanfaatkan kaleng bekas susu kental manis yang dicat merah. Sebagai pengganti bola bowling, mereka menggunakan bola kasti. Nggak kalah heboh adalah yang dilakoni Dea, murid kelas 5, bersama teman-temannya. Mereka membikin karya yang tak biasa: miniatur kota. Namanya Giant City. Fani dan kelompoknya juga membikin karya serupa. Jika Giant City merupakan kota yang teratur, maka Hockey City, kota buatan Fani, cukup berantakan. Tentu saja, kota ini pun dibuat dari sampah.
Mereka tak hanya memanfaatkan kertas bekas, tapi juga kardus, kaleng, kertas foto, dan daun-daun kering untuk membikin semua karya-karya lucu itu. Sebagian besar diambil dari lingkungan sekolah mereka sendiri -- sesuai dengan moto acara tersebut yakni 'Lazuardi Zero Waste' sebuah upaya untuk membikin sekolah bebas dari sampah...
Tapi, usut punya usut, ternyata tak sedikit teman-teman yang membawa sampah dari rumah. Beragam jenisnya. Dari botol minuman, plastik deterjen, hingga kaleng soft drink. Yang jelas, tak satu pun karya yang dikerjakan di rumah.
Selama dua minggu, teman-teman Lazuardi, sibuk mencari ide untuk membikin karya dari barang bekas tadi. Nggak gampang lho. Bahkan,''Tak sedikit murid-murid yang menangis karena kesulitan saat membuat karya masing-masing. Banyak juga yang ngambek,'' kata Ibu Muhibba, wakil direktur Lazuardi.
Ayo kurangi sampah
Apa itu sampah? Bagi teman-teman dari Lazuardi, sampah ternyata ada gunanya juga lho. Murid-murid kelas 5, yang berkunjung ke Kedai Recyle Paper (KRP) telah membuktikan hal itu. Di KRP, di Jl Mampang, Jakarta Selatan, mereka mereka melihat bahwa sampah -- khususnya sampah kertas -- bisa disulap menjadi kertas siap pakai.
Apa itu sampah? Bagi teman-teman dari Lazuardi, sampah ternyata ada gunanya juga lho. Murid-murid kelas 5, yang berkunjung ke Kedai Recyle Paper (KRP) telah membuktikan hal itu. Di KRP, di Jl Mampang, Jakarta Selatan, mereka mereka melihat bahwa sampah -- khususnya sampah kertas -- bisa disulap menjadi kertas siap pakai.
Mereka sadar bahwa sampah tak harus langsung menumpuk di tong sampah. Sampah bisa didaur ulang (recycle). Sampah bahkan bisa pula dipakai kembali (reuse) dan dikurangi (reduce).
Mengapa sih kita perlu mengurangi sampah? Percaya atau tidak, kertas dan tisu bisa menyebabkan kerusakan hutan lho. Bayangkan,''Untuk menghasilkan satu ton kertas, kita harus menebang 10 pohon,'' tutur Pak Widhi H, staf dari Pusdiklat Departemen Pekerjaan Umum, Jadi, kata Pak Widhi,''Jangan boros kertas! Pakai kertas bolak-balik. Kalau sudah habis, baru dibuang ke tempat sampah,'' lanjut Pak Widhi. Inilah prinsip reuse.
Pak Widhi juga mengingatkan ibu-ibu yang hadir untuk selalu membawa keranjang dari rumah saat berbelanja. Mengapa? Ini supaya kita tak harus pulang dengan memboyong kantung plastik. Mengapa? Karena kantung plastik adalah sampah 'abadi' -- sampah jenis ini tak mudah terurai. Jika ditimbun akan meracuni tanah. Jika dibakar akan meracuni kita.
Pukul 12 siang acara berakhir. Tapi teman-teman Lazuardi tidak pulang begitu saja. Mereka diminta untuk memungut seluruh sampah yang berserakan di lokasi. Keadaan menjadi hiruk-pikuk. Mereka berebutan. Seru sekali.
(mg03 )
- lala, sumber : republika.
- lala, sumber : republika.
0 komentar:
Posting Komentar