Menjadi Sahabat Bumi yang Baik - Kompetisi Website Kompas Muda - im3

Posted by tris tecno Selasa, 20 Januari 2009 0 komentar
Selama ini bumi, tempat tinggal kita satu-satunya di dunia ini, sudah menjadi teman—bahkan sahabat yang sangat baik bagi kita. Dia selalu menyediakan apapun yang kita butuhkan; saat kita lapar dia menyediakan tumbuhan dan binatang untuk kita, saat kita haus dia sudah menyiapkan air untuk kita semua, dan yang pasti dia menyediakan oksigen untuk kita tetap hidup.

Sudah terlalu banyak—sangat-sangat banyak yang bumi lakukan untuk kita. Lalu apa balasan kita –yang mengaku sebagai sahabat bumi—untuknya?

Mocca, di salah satu lagunya yang berjudul friend, mengatakan, it’s you a friend in need is a friend indeed. Bumi memang selalu ada saat kita butuhkan, tapi apa kita selalu ada saat bumi membutuhkan pertolongan kita?

Coba kita lihat apa yang telah dilakukan manusia kepada bumi, sejauh ini.

1. Penebangan Hutan
Bumi dengan baik hati memberikan ‘bonus’ kepada kita agar kita bisa bernafas lebih mudah. Dia menyediakan pohon-pohon di hutan sana, agar produksi oksigen lebih lancar. Tapi apa yang terjadi? Manusia menebangnya sembarangan, merusaknya, bahkan membakarnya. Tanpa rasa berterimakasih manusia malah menghancurkan apa yang bumi telah berikan kepada mereka.

2. Penggunaan Barang Tambang Berlebihan
Demi mencapai dunia industri dan peradaban serba modern dengan pesat, manusia menggunakan barang tambang dengan berlebihan. Contohnya, minyak bumi, batu bara, nikel, emas, pasir, tembaga, dan perak. Ingat, barang tambang seperti itu tidak bisa diperbaharui, dengan kata lain akan habis, suatu hari nanti. Mungkin saat ini kita bisa senang karena barang-barang tambang itu melimpah sehingga kita menggunakannya dengan sepuasnya. Tapi nanti?

Contoh yang paling mudah dilihat mungkin minyak bumi. Kita bisa lihat sendiri berapa banyak kendaraan yang membutuhkan bensin setiap harinya. Berapa banyak kendaraan yang bertambah di bumi ini setiap harinya. Sayangnya, pertambahan kendaraan itu berbanding terbalik dengan banyaknya minyak di bumi ini.

Menurut catatan Energy Information Administration .USA, setiap harinya penduduk bumi menghabiskan minyak sekitar 80 juta barel. Alias hampir 30 miliar barel per tahun. Kalau kita jumlahkan dalam kurun waktu seabad, maka manusia telah menghabiskan minyak sebanyak sekitar 3 triliun barel. Setara dengan 450 triliun liter. Atau lebih dari 300 triliun ton. Artinya, dalam 100 tahun terakhir ini isi perut Bumi telah kehilangan cairan minyak sebanyak 300 triliun ton. Atau, bervolume 450 triliun liter. Kalau sebuah kapal tangker isinya 100.000 liter, maka ini sama dengan 4,5 miliar kapal tanker.
Bisa dibayangkan kan, betapa ’kosongnya’ perut bumi? Itu hanya diakibatkan oleh minyak bumi loh, belum yang lain-lain.

3. Membangun Gedung-gedung tinggi


Manusia memang berrevolusi, semakin lama semakin modern. Salah satunya dengan membangun banyak gedung tinggi di kota-kota besar. Efek dari membangun gedung-gedung tinggi ini sangat berbahaya.

Karakteristik tanah di sekitarnya akan berubah, sirkulasi angin terhambat dengan adanya gedung-gedung menjulang tinggi itu, dan yang paling parah, adalah perubahan iklim. Pembangunan gedung-gedung yang berdinding kaca juga akan mengakibatkan peningkatan panas, karena kaca-kaca itu memantulkan langsung radiasi panas matahari.

4. Perusakan ekosistem laut
Laut adalah tempat yang bumi berikan untuk kita, di dalamnya berisi berbagai macam hal. Dan manusia, lagi-lagi, dengan seenaknya merusak laut. Terumbu karang, pengambilan fauna dengan seenaknya sehingga mengakibatkan fauna itu akan punah, perusakan hutan mangrove.

--

Itu baru beberapa, masih banyak sekali hal-hal lain yang kita lakukan. Tidakkah kita terlihat sebagai teman yang jahat? Teman yang hanya ingin mengambil keuntungan, dan membalasnya dengan perbuatan yang merusaknya?

Jika sekarang bumi ’marah’, wajar gak? Coba lihat beberapa ’kemarahan’ bumi akibat ulah manusia.

Contoh yang paling sering diomongkan adalah pemanasan global. Pemanasan global a.k.a global warming adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi. Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan. (http://id.wikipedia.org/wiki/Pemanasan_global)

Mungkin dari posting kami sebelumnya sudah banyak diceritakan efek-efek dari pemanasan global ini, berbagai akibat, bahaya-bahaya yang terjadi, yang semuanya mengerikan. Air laut pasang, es di kutub mencair, bumi semakin panas, polar bear kehilangan tempat tinggal..

Kita semua tahu, pemanasan global ini tidak bisa dicegah, tapi kita masih bisa memperlambat efek dari pemanasan global ini. Ada beberapa tindakan yang sangat mudah yang dapat kita lakukan. Tidak usah menyuruh orang lain untuk melakukan, cukup menyuruh diri kita sendiri.


1. Switch Off
Matikan sumber listrik yang tidak dibutuhkan. Saat televisi tidak ditonton, laptop tidak digunakan, AC yang terus-menerus menyala,, kita cukup memencet tombol off dan mencabut listrik. Yakinkan bahwa sambungan benar-benar terputus sehingga listrik tidak mengalir. Bahkan MTV dengan program switch-nya juga meminta kaum muda untuk me-switch alat listrik yang tidak digunakan J

2. Membuang sampah pada tempatnya
Kata-kata yang terlalu sering kita dengar tetapi cukup susah untuk dilakukan. Apa susahnya sih, membuang sampah di tempat sampah? Atau kalau tidak ada tempat sampah terdekat, menyimpannya dahulu?

3. Meminimalisasi penggunaan plastik
Sekarang semakin banyak tas belanja yang dapat kita gunakan sebagai pengganti plastik. Yang termudah bisa didapat di carefour hanya dengan sepuluh ribu rupiah.

4. Menggunakan kendaraan umum
Untuk menghemat bahan bakar yang semakin lama semakin berkurang, kita bisa menggunakan kendaraan umum. Selain lebih murah, memakai kendaraan umum juga dapat mengurangi polusi, jika dibandingkan kita semua memakai kendaraan sendiri. Tapi, kalau jarak yang ingin ditempuh masih kurang dari 5 km, ada baiknya kita berjalan kaki, atau dengan sepeda. Selain sehat, juga dapat mengurangi polusi.

5. Mengurangi makan daging
Menurut Laporan Perserikatan Bangsa Bangsa tentang peternakan dan lingkungan yang diterbitkan pada tahun 2006 mengungkapkan bahwa, "industri peternakan adalah penghasil emisi gas rumah kaca yang terbesar (18%), jumlah ini lebih banyak dari gabungan emisi gas rumah kaca seluruh transportasi di seluruh dunia (13%). " Hampir seperlima (20 persen) dari emisi karbon berasal dari peternakan. Jumlah ini melampaui jumlah emisi gabungan yang berasal dari semua kendaraan di dunia!

Toh memperbanyak sayuran juga membuat pola konsumsi kita lebih sehat, atau mungkin untuk yang lagi diet bisa cepat kurus! :D

6. Menanam satu buah pohon
Hanya dengan menanam satu buah pohon, jika dilakukan oleh setiap orang pasti akan berakibat sangat baik. Semakin hijau, semakin damai lingkungan kita, hati pun ikut tentram melihat hijau-nya lingkungan.

--

Mungkin masih banyak hal lain yang bisa kita lakukan selain hal-hal ’klise’ di atas. Di posting-posting sebelumnya mungkin kami juga pernah mengingatkan. Tapi sekarang, apakah kita semua sudah melakukannya? Apakah saya sudah melakukannya? Kamu? Dia? Mereka?

Bumi ini milik kita, sahabat kita, bagian dari hidup kita. Kita yang ingin mendapatkan isinya, kita juga yang harus merawatnya. Kalau bukan kita, siapa lagi?

xoxo,
Lala & Melinda
Go Green Indonesia

untuk mengikuti : Kompetisi Desain dan Penulisan Web / Blog di Mudaers
'kompetisi website kompas muda - im3'



-
Rata Penuh

Menjadi Sahabat Bumi yang Baik

Posted by tris tecno Selasa, 13 Januari 2009 0 komentar
Klo ditanya: Apa sih arti dari sebuah persahabatan?

Masing-masing orang pasti punya pendapat yang berbeda, nah klo saya ditanya arti dari sahabat, maka saya menjawab:

"Sahabat adalah orang yang bisa menemani dan menjaga kita, di saat kita susah atau senang. Sahabat adalah dia yang tidak membuat kita kecewa, tidak menyakiti kita, dan selalu saling menghargai".

Trus, bagaimana cara kita menjadi sahabat bumi yang baik?? Di sini saya tidak akan membahas apa saja yang harus kita lakukan untuk menjaga bumi ini, karena sudah banyak sekali artikel yang bertebaran di internet. Tapi di sini saya hanya ingin mengubah pola pikir teman-teman bagaimana seharusnya kita dalam menjaga bumi ini.

Saya akan memulainya dengan sebuah cerita:

  Suatu hari seorang raja menyuruh seluruh rakyatnya membawa 1 sendok madu. Ada satu orang yang berpikir "ah, saya bawa 1 sendok air saja, tidak akan keliatan bila bercampur dengan banyak madu dari orang lain".. Sang raja terus menyuruh rakyatnya mengumpulkan madu yang mereka bawa ke dalam satu tong.. Ah, betapa terkejutnya sang raja, ternyata isi tong bukan madu, tetapi berisi air semua..

Klo kata-kata dalam cerita di atas diterjemahkan:

  "Ah, hanya saya yang membawa satu sendok air, orang lain tidak"

Cerita ini yang terus saya ingat, jangan pernah berpikir "hanya saya". Karena diluar sana banyak sekali orang yang berpikir seperti teman-teman. Jadi seharusnya kita berpikir "Bukan hanya saya".

Contoh kecil saja, "hanya saya" yang membuang sampah sembarangan. Klo semua orang berpikir seperti ini, Apa yang bakal terjadi? Mungkin bumi ini akan dipenuhi dengan sampah yang bertebaran di sana-sini.

Sekarang mulailah berpikir "Bukan hanya saya", mulailah sesuatu dengan "Saya melakukan ini semua untuk kepentingan banyak orang, untuk orang-orang yang saya cintai, untuk Sahabat-ku Bumi yang saya cintai", dan lain sebagainya. Untuk semua yang mendatangkan kebaikan bagi diri saya, orang lain, dan lingkungan, karena kita tidak hidup sendiri dan kita hidup di bumi. Jadilah sahabat yang baik bagi-nya.

dikirim oleh : wahyu sya'ban

Pemanasan Global Ancam Negara Kepulauan

Posted by tris tecno 0 komentar
Pemanasan Global Ancam Negara Kepulauan

Senin, 1 Desember 2008 | 18:08 WIB

MEDAN, SENIN - Pemanasan global yang mengakibatkan kenaikan suhu diatas permukaan bumi mengancam keberadaan negara-negara kepulauan seperti Indonesia, Filipina dan Jepang.

Hal itu dikatakan Ketua Program Doktor dan Magister Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara (USU), Prof. Dr. Alvi Syahrin, saat sosialisasi Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim, di Medan, Senin.

Ia mengatakan, pemanasan global yang terjadi diramalkan juga akan mencairkan lapisan es Greendland hingga menyebabkan naiknya permukaan laut menuju tujuh meter.

"Kalau ini sampai terjadi, maka pulau-pulau kecil dibelahan dunia akan tenggelam oleh air laut. Indonesia sendiri dalam dua tahun belakangan ini sudah kehilangan 24 pulau-pulau kecil akibat naiknya permukaan laut,"katanya.

Sementara pada kesempatan yang sama Kepala Pusat Pengelolaan Lingkungan Hidup Regional Sumatera, Kementerian Negara Lingkungan Hidup, Ir.Sabar Ginting MBA, mengatakan, rata-rata tahunan es lautan artik telah menciut sebesar 2,7 persen perdekade, dengan penurunan lebih besar pada saat musim panas sebesar 7,4 persen per dekade.

Penurunan glacier dan tutupan es juga berkontribusi terhadap kenaikan permukaan air laut sebesar 0,5 mm per tahun dari tahun 1961 hingga 2003.

Akibat pemanasan global, kata dia, pada pertengahan abad rata-rata run off sungai dan ketersediaan air diproyeksikan akan meningkat 10-40 persen didaerah lintang tinggi dan dibeberapa wilayah tropis basah.

Sementara diwilayah daerah lintang menengah dan daerah tropis kering ketersediaan air akan menurun sekitar 10-30 persen.



Sumber: Kompas

dikirim oleh : d.wiiey_rd@yahoo.com
Ping your blog, website, or RSS feed for Free